rss

About Me

Foto saya
Sesosok Manusia yang baru mengenal dunia

CUPANG HIAS KONTES

Sesuai dengan namanya, cupang hias yang bernama latin Betta splendens ini diikutkan pada setiap kontes. Pada dasarnya, cupang hias ini merupakan hasil persilangan beberapa spesies cupang alam. Anak cupang hasil persilangan tersebut disilangkan kembali sehingga didapatkan strain-strain cupang dengan warna tubuh bervariasi serta bentuk sirip yang menawan.

Oleh sebab digunakan untuk kontes, terdapat beberapa kategori cupang hias yang dikelompokkan berdasarkan tipe siripnya. Berikut beberapa jenis ikan cupang hias yang popular di kalangan peternak dan penggemar cupang hias.

Comb tail (sisir; serit tunggal)

Comb tail atau cupang sisir merupakan sebutan untuk cupang yang memiliki sirip berbentuk sisir. Cupang ini pun biasa disebut dengan julukan cupang serit. Cupang sisir mempunyai serit yang sangat kecil di ujung ray (sungut) sehingga terlihat bergerigi dan disebut juga dengan serit tunggal.

Oleh International Betta Congress (IBC), comb tail disebut juga sebagai fringe finned betta. Hanya saja, IBC tidak memasukkan comb tail sebagai bagian dari crown tail yang digunakan untuk menyebutkan cupang berserit dua atau lebih. Cupang serit tunggal tetap disebut comb tail meskipun siripnya panjang dengan tambahan nama extended di belakangnya. Cupang serit dikatakan crown tail jika memiliki 2 tulang serit yang memanjang.


Crown tail (serit ganda)

Crown tail merupakan cupang hias silangan asli Indonesia. Bentuk sirip cupang ini sangat

khas, yaitu tulangnya ekornya terlihat panjang dan kuat. Sekilas, sirip tipe ini terlihat seperti layar yang sobek.


Awal pertama kemunculan

cupang serit terjadi pada tahun 1998 dan menjadi booming pada tahun 2000. Di awal kemunculannya, banyak pihak yang skeptis karena tipe tersebut relatif baru dan dianggap sebagai penyimpangan semata. Oleh sebab itu, cupang serit dijadikan sebagai “warga kelas dua” dalam dunia kontes cupang. Seiring berjalannya waktu, banyak peternak yang tergila-gila untuk memperbanyak cupang serit. Akhirnya, keberadaan cupang serit pun diakui oleh International Betta Congress (IBC).

Seekor cupang dikatakan termasuk dalam jenis crown tail jika memiliki dua atau lebih tulang serit. Dewasa ini, perkembangan cupang serit sudah semakin jauh. Hal tersebut terlihat dari jumlah tulang serit yang tidak hanya dua, tetapi empat (double-double ray) dan delapan.

Tidak hanya berdasarkan jumlah tulang serit, perbedaan juga ditunjukkan dengan adanya selaput di antara tulang serit. Oleh sebab itu, crown tail dibagi menjadi dua, yaitu tipe balon dan tipe balok. Tipe balon ditunjukkan dengan adanya selaput lebar di antara tulang serit. Ada atau tidaknya selaput ini baru dapat diketahui ketika cupang telah dewasa. Sementara tipe balok dicirikan dengan tulang serit kasar yang tidak memiliki selaput.

Dunia crown tail semakin semarak dengan hadirnya cupang dengan serit menyilang yang mendapat julukan king crown tail. Berbeda dengan cupang serit lainnya, king crown tail memiliki pasangan tulang serit yang menyilang sehingga ujung tulang serit bertemu dengan ujung tulang pasangan serit lainnya. Dengan begitu, tak berlebihan jika cupang ini mendapat julukan sebagai rajanya cupang berekor mahkota. Namun, munculnya king crown tail baru diduga sebagai kelainan genetik semata. Hal tersebut terbukti dari king crown tail yang diternakkan tidak menurunkan keturunan yang serupa. Oleh sebab kelangkaannya tersebut, cupang ini banyak dijadikan maskot oleh peternak dan penggemar cupang.




Halfmoon (separuh bulan)


Pada awalnya, halfmoon merupakan cupang hasil silangan peternak cupang di Amerika Serikat. Cupang yang dihasilkan ini memiliki sirip yang lebar dan bentuk sirip ekornya menyerupai setengah lingkaran, yaitu 180o. Selain bentuk siripnya yang indah, gerakan yang anggun dari halfmoon menjadi daya pikat tersendiri.

Selanjutnya, cupang tersebut dikembangbiakkan di Perancis. Seperti halnya cupang serit, masyarakat kontes cupang internasional IBC masih belum dapat mengakui kehadiran ikan cupang ini. Kebanyakan juri masih belum dapat memberikan kemenangan terhadap halfmoon, meskipun memiliki segudang keistimewaan. Halfmoon pun menjadi “warga kelas dua”.

Berbeda penerimaan IBC, berbeda pula penerimaan masyarakat secara individual. Sejak dipertontonkan pada konvensi konvensi IBC di Alabama, banyak peternak cupang yang menaruh perhatian besar. Hal ini ditunjukkan dengan menyebarnya halfmoon ke kawasan eropa lainnya, misalnya Switzerland. Selanjutnya, setelah berusaha keras membuat galur murni halfmoon, para peternak dari Amerika Serikat, Perancis, dan Swiss itu pun membentuk organisasi baru yang bernama International Betta Splendens Club untuk mewadahi kontes cupang halfmoon dari berbagai belahan dunia.

Hingga kini, halfmoon tersebar dengan baik ke Asia Tenggara sejak para peternak dari Thailand turun tangan dalam mengembangkannya. Di habitat tropis Thailand, ikan cupang ini pun berkembang pesat dan banyak diternakkan karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi.




Double tail (cagak)

Sebutan double tail (cagak) diberikan pada ikan yang memiliki sirip ekor sebanyak dua buah. Akibatnya, ikan ini seperti memiliki sirip ekor yang terbelah sehingga disebut juga dengan istilah “fin split”. Setiap sirip ekor (belahan) tersebut memiliki ukuran yang sama besar dan sama lebar. Diduga, cupang cagak merupakan mutan dari halfmoon yang memiliki satu sirip ekor (single tail).

Selain memiliki keistimewaan berupa sirip ekor yang terbelah, keistimewaan lain dari cupang ini yaitu memiliki pangkal sirip punggung dan sirip anal yang sama panjang. Cupang cagak yang baik tidak memiliki celah atau spasi di antara ketiga siripnya (anal, kaudal, dan dorsal). Jika mengembang sempurna, keseluruhan sirip tersebut akan membentuk satu kesatuan berupa lingkaran utuh yang simetris.

Pengembangan cupang cagak ini masih relatif jarang ditemukan. Hal tersebut disebabkan rendahnya tingkat keberhasilan menghasilkan cupang cagak yang sempurna. Oleh sebab itu, kelas double tail tidak selalu diselenggrakan oleh panitia kontes karena keterbatasan jumlah peserta.


Plakat (ekor pendek)

Berbeda dengan jenis-jenis sebelumnya, cupang plakat memiliki sirip ekor yang pendek. Asal-usul cupang ini berasal dari cupang alam dan cupang aduan. Namun, jenis ini sengaja dikembangkan khusus untuk kontes hias yang terfokus pada keindahan warna dan bentuk sisiknya. Nama plakat sendiri berasal dari bahasa Thai, yaitu “plakad”, yang digunakan untuk menyebut cupang aduan. Dalam dunia percupangan, nama plakat digunakan untuk membedakan cupang dengan ekor pendek yang digunakan untuk kontes dan cupang yang digunakan untuk aduan.

Dalam perkembangannya, cupang plakat pun di kawinkan dengan jenis cupang lain seperti halfmoon dan double tail. Hasilnya, diperoleh cupang plakat dengan bentuk sirip yang
bervariasi. Perkawinan cupang plakat dan halfmoon menghasilkan cupang plakat dengan ekor pendek membundar (setengah lingkaran) dengan sokongan lebih banyak tulang ekor. Berbeda dengan cupang plakat biasa (tradisional) yang hanya disokong oleh dua tulang ekor. Adapun silangan plakat dengan double tail menghasilkan cupang plakat yang memiliki sirip punggung yang tinggi dan lebar.

Oleh sebab keindahannya, cupang plakat simetris hasil perkawinan antara plakat dan double tail dikelompokkan dalam kelas tersendiri oleh International Betta Congress (IBC). Dengan begitu, kelasnya berbeda dengan kelas plakat halfmoon dan plakat biasa.

Selain ketiga jenis plakat tersebut, terdapat satu kelas khusus yaitu kelas plakat raksasa. Pengembangan plakat raksasa ini dilakukan dengan melakukan perkawinan antara plakat dengan cupang alam yang panjang tubuhnya mencapai 10—12 cm. Pengembangan plakat raksasa juga disinyalir menggunakan hormon pertumbuhan yang dicampurkan dalam pakan.



MERAWAT CUPANG KONTES


Merawat ikan cupang hias siap kontes tidaklah sulit , yang diperlukan hanyalah ketekunan dan ketelitian pemeliharaan ikan cupang setiap harinya, misalnya permberian pakan yang teratur , penggantian air akuarium yang teratur, dan tidak lupa pula melatih mental ikan cupang. Tak jarang peternak menghabiskan waktu dari pagi hingga malam untuk mengontrol kondisi ikan cupang.

Cupang hias diberi pakan alami seperti kutu air. Permberian pakan 2x dalam sehari ,pada waktu pukul 07.00 dan 17.00, berikan pakan yang secukupnya. Terlalu banyak pakan tidak bagus khususnya terhadap kebersihan air di akuarium (dikhawatirkan akan mengendap dan membusuk di dasar air)Pemekaian takaran, seperti sendok teh bisa mengontrol jumlah pemberian pakan. Botol aor mineral yang diberi selang juga bisa dimanfaatkan untuk pemberian makanan cupang. Alat itu selain murah juga mudah dioperasikan. Kutu air dimasukan ke botol lalu disemprotkan satu per satu ke dalam akuarium. Kutu air yang telah dibekukan di dalam pemberiannya cukup dengan dicuil-cuil.
Jentik nyamuk dapat diberikan sebagai selingan setiap 2 hari sekali , bisa juga diberikan untuk makanan pokok. Toh ,ikan cupang yang berumur 1.5 bulan sudah bisa makan makanan yang berukuran besar. Cuk sebaiknya diambil yang teidak bengkok atau tua.
Ada cara untuk menyeleksi cuk. Jentik nyamuk yang diambil dari selokan atau empeng biasanya masih kotor dan bercampur dengan larva hewan lain. Masukkan cuk ke air es, secara otomatis mereka akan teler, cuk akan mengendap ke dasar sedangkan Non-cuk akan mengambang.Cuk diambil dengan saringan halus,lalu dimasukan ke dalam air yang telah ditetesi PK, dosis 1/2 tetes untuk ember ukuran 15 liter, ini untuk "membangunkan" cuk, setelah itu cuk dicuci dengan air bersihdan siap disajikan
Jika masih susah diperoleh, cacing cutra ,cacing rambut, atau cacing darah juga bisa diberikan , namun penggunannya terkadang membuat cupang menjadi kembung. Sebaiknya cacing dibersihkan berulang-ulang dengan air bersih sebelum siap disajikan
Pengolahan air sangat penting agar cupang tetap sehat. Ganti air 50% sebaiknya dilakukan setiap hari,semakin sering air diganti pertumbuhan ikan cupang akan semakin cepat. Batas maksimal pergantian air 3 hari. Caranya cukup menyedot dengan selang plastik.
Seminggu sekali air diganti total. Botol atau akuarium dicuci bersih kemudian dijemur agar kuman-kumannya mati. Cara lain untuk membunh cendawanatau bakteri dengan merendam wadah itu dengan larutan PK dosis tinggi selama 1-2 jam. setelah itu wadah dicuci dengan bersih dan dijemur.Terlambat mengganti air menyebabkan penyakit. sisa pakan dan kotoran cupang yang mengendap di dasar air dapat menyebabkan penyakit

STANDAR KONTES PK




Milih ikan utk kontes biasanya agak2 ribet yaa ... apalagi klo kontesnya standarnya yg mana ? yg IBC version ato yg knts nasional yg ala Indonesia alias yg non IBC, klo IBC sbnrnya lbh enak krn ada panduannya .. tp klo non IBC itu emang ga ada panduannya ( mudah2 an tahun ini bs selesai ) ....

tp berdsrkan pengalaman ikutan knts sktr 2 taunan ... lmyn ada sedikit pola atau cara2 milih struktur ikan yg biasa sy lakukan ( struktur dulu yaa, blm sisi yg laen spt gaya bermain, agresifitas, warna, first impression, dll ) , utk kali ini sy coba iseng2 nuangin kebiasaan yg saya lakukan saat milih struktur ikan yg akan sy bawa knts ... emang sih ga ngga selalu atau pasti menang ( byk kalahnya malah ... hehehehehe, tp minimal udh puas jg sih bs milih sendiri dan klo nanya2 ama juri jd ngga bego2 amat alias ada yg bs di tanyain .. walopun kdg2 jurinya bingung, gara2 pertanyaan sy ga ada canggih2 nya ... wakakakakak )

Dan utk kali ini sy mulai dr Plakat dulu yaa, maklum deh klo nubie kyk sy cm agak2 ngerti dikitnya di plakat ... :-)

Image


Biasanya struktur ikan sy bagi2 jd bbrp bagian yg akan sy jadiin acuan pemilihan dan selalu sy lihat jika ikan dalam posisi nyebeng atau ngedok dgn posisi miring ....

1. Overlap antara sirip ekor dgn sirip atas dan bawah, alias tdk ada space kosong, dan saat sdg bermain mengunci dgn rapat, tdk hanya sekedar overlap tp nempel2 aja ...

gbr yg tdk over lap

Image

Kemudian ekor jg tdk terlalu kecil, biasanya ikan2 yng sangking overnya ekor jd terlihat kecil

gbr ekor kecil

Image


2. Balance sirip ekor bagian atas dgn sirip ekor bagian bawah, ibaratnya klo di tekuk posisinya 50 - 50 alias sama besar ( tdk peyang )

gbr yg tdk balance

Image

3. Pinggang atau pangkal ekor, sy biasanya milih yg yg pangkal ekor tdk terlalu kecil dan tdk terlalu bsr ....

Image


4. Ujung sirip bwh sy pilih yg tdk terlalu runcing scr ekstrem cenderung gondrong

Image


5. Pangkal sirip atas yg mengunci rapat ke body dgn pangkalnya yg cukup besar sehingga tdk terlihat mengayun pd saat bermain

Gbr yg pangkal atas tdk mengunci rapat ke body shg terlihat mengayun, yg membuat terlihat adanya space kosong saat bermain , biasanya ikan2 yg model pangkal atasnya kecil

Image


6. Model ujung sirip atas yg tdk nge round dan nendang ke blkg spt sirip lumba2

Gbr sirip atas model round dan nendang k blkg ..

Image


7. Sirip bwh balance, tdk terlalu panjang scr keseluruhan alias gondrong

gbr sirip bwh gondrong

Image


8. Jarak punuk atas atau badan bagian punggung tdk terlalu jauh antara sirip atas dgn kepala / mulut

gbr jarak punggung atas terlalu jauh


Image


9. Kepala tdk menyendok, klo pun menyendok sebisa mungkin milih yg tdk terlalu ekstrem tp sebisa mungkin sy hindari ...

gbr kepala model sendok

Image


10. Sirip dayung/renang balance kanan kiri tdk ada kerusakan sebaiknya milih yg lebar volumenya


11. Kedokan atau sirip insang ngebuka dgn maksimal dan menutup dgn sempurna, balance keduanya ...


12. Dasi balance antar keduanya, tdk bercabang dan saat sedang bermain lurus, tdk bengkok dan tdk ngayun baik satu atau keduanya

Gbr dasi yg mengayun

Image


13. Body tdk memanjang alias lontong, kalopun agak lontong biasanya sy milih yg sirip2 nya lebar, jd terlihat agak balance ...

gbr body panjang atau lontong
Image

14. Sirip atas tdk terlalu tinggi alias tingginya tdk terlalu ekstrem

gbr sirip atas sterlalu tinggi
Image


Itu aja sih yg sy lakuin klo milih2 ikan, cm namanya jg nubie yaa sebaiknya jgn ikuti cara ini di rumah .... alias don't try this at home ! dan tdk bertanggung jwb klo ngikutin cara ini ternyata ikannya nggak menang, ikan menang mah tergantung Yang Di Atas melalui para juri .. bukan krn teori2 blaa blaaa ....

piss ahh, klo mau di sanggah ato di salahin jg gpp, emang dsrnya udh byk salah sih cara sy milih ikannya ... hihihihihihi


regards,

_________________
Harry Setiawan


GIANT PK



Giant atau raksasa adalah cupang yang berukuran lebih dari normal, hingga mencapai 12 cm. Cupang raksasa ini terlihat sangat besar dengan bentuk tubuh yang tebal. Karena besarnya, terlihat cupang ini tidak seaktif cupang normal, namun tetap memiliki keagresivitasan sebagaimana layaknya cupang. Insang terbuka dengan gerakan siap menyerang selalu diperlihatkan ketika bertemu musuhnya. Sirip akan dinaikin seakan memperlihatkan kemarahannya. Keindahan cupang hias masih terlihat namun untuk cupang raksasa jenis halfmoon dan serit belum didapat bentuk sirip yang sekokoh cupang halfmoon dan serit yang normal.

SEJARAH GIANT PLAKAT

Adalah Mr. Athapon (Uncle Sala) dan anaknya Mr. Natee, peternak Thai pemilik Diamond Fish Farm yang pertama kali mengembangbiakan cupang raksasa pada tahun 1999. Mereka mendapatkan seekor cupang plakat yang memiliki panjang 4 inchi (10 cm) dikolam mereka dan memiliki ide untuk mengembangkan cupang tersebut. Mereka mencari indukan betina yang besar dari sekitar 300 an kolam mereka untuk pasangan si cupang plakat raksasa yang mereka miliki. Dengan tidak pantang menyerah mereka mengawin silangkan cupang raksasa tersebut sehingga dicapai ukuran dan bentuk yang dikehendaki. Pada tahun 2001 Uncle Sala mulai memasarkan cupang raksasanya dan menamakannya Giant Betta. Setahun kemudian dikirimnya giant betta ini mengikuti kontes cupang internasional IBC di Amerika Serikat. Ketika itu harga seekor giant betta ditawarkan di Aquabid seharga US$ 1000 dan terjual.

Pada awalnya untuk mencapai ukuran 3 inchi (7.5 cm) dibutuhkan waktu 8-9 bulan namun sekarang untuk mencapai ukuran yang sama dapat dicapai hanya dalam waktu 5 bulan saja. Sementara sirip dan warna sudah berkembang semakin bervariasi sehingga didapat giant halfmoon, giant double tail, giant serit. Ukuran terbesar yang dapat ditemukan adalah 5 inchi (12.5 cm) pada giant berumur lebih dari 1 tahun.

KRITERIA KONTES

1.Kategori dan kelas

Semakin lama, variasi cupang semakin bertambah banyak. Hal tersebut tak lepas dari peran peternak yang selalu berinovasi dalam menghasilkan varian cupang baru. Hasilnya, diperoleh cupang dengan bentuk sirip dan warna yang sangat beragam. Oleh sebab itu, diperlukan pembagian kategori dan kelas untuk memudahkan penilaian. Pengelompokan ini dimaksudkan untuk menyeragamkan cupang kontes dalam satu kelas dan dilakukan berdasarkan jenis sirip dan warna yang dikenal di kalangan peternak dan kontestan cupang.

Mengacu pada IBC area 6 (Asia Pacific) untuk tahun 2007—2008, pengategorian dan pengelasan cupang hias pada kontes adalah sebagai berikut.

Kelas regular

Kelas regular merupakan kelas kontes yang diikuti oleh jenis cupang yang ada saat ini. Di setiap kontes, kelas ini merupakan kelas standar kontes. Meskipun divisi yang diadakan tergantung dari ada atau tidaknya peserta di divisi tersebut.



1. Divisi A: Halfmoon

A1. Merah (warna tubuh gelap dan terang) STM
A2. Hitam STM
A3. Merah/Hitam DTM
A4. Dasar gelap iridescent STM (biru royal, biru abu-abu, hijau, abu-abu, dan turquoise)
A5. Dasar gelap iridescent DTM (biru royal, biru abu-abu, hijau, abu-abu, dan turquoise)
A6. Transparan/Kuning/Orange STM
A7. Pastel/Putih opaque STM
A8. Dasar terang DTM
A9. Dwiwarna/Kombinasi STM
A10. Dwiwarna/Kombinasi DTM
A11. Warna tubuh terang metalik STM/DTM
A12. Warna tubuh gelap metalik STM/DTM
A13. Warna lainnya (AOC = all other colors) STM
A14. Warna lainnya (AOC = all other colors) DTM



Keterangan :

STM = Single tail male atau jantan berekor tunggal

DTM = Double tail male atau jantan berekor ganda

2.
Divisi B: Serit (Crown Tail)
B1. Merah CTM
B2. Hitam CTM
B3. Dasar gelap iridescent CTM (biru royal, biru abu-abu, hijau, abu-abu, dan turquoise)
B4. Dasar terang CTM (transparan, kuning, orange, pastel, putih opaque)
B5. Dwiwarna/Kombinasi CTM
B6. Warna tubuh terang metalik CTM
B7. Warna tubuh gelap metalik CTM
B8. Warna lainnya (AOC = all other colors) CTM



Keterangan:

CTM = Crown tail male atau serit jantan



3. Divisi C: Plakat (Shows/Symmetrical)

C1. Merah STM Plakat
C2. Hitam STM Plakat
C3. Biru STM Plakat
C4. Abu-abu STM Plakat
C5. Hijau/Turquoise STM Plakat
C6. Transparan/Kuning/Orange STM Plakat
C7. Pastel/Putih opaque STM Plakat
C8. Dwiwarna/Butterfly STM Plakat
C9. Marble/Grizzled/Multiwarna STM Plakat
C10. Warna tubuh terang metalik STM Plakat
C11. Warna tubuh gelap metalik STM Plakat
C12. Warna lainnya (AOC = all other colors) STM Plakat
C13. Plakat simetris



b. Kelas tambahan

Selain kelas regular yang mengacu pada jenis dan warna, terkadang panitia suatu kontes mengadakan kelas tambahan yang memiliki beberapa kategori berikut.



1. Divisi D: Peternak pemula

NB1.Single tail male

NB2.Double tail male

NB3.Single crown tail male

NB4.Plakat male

NB5.Single tail female

NB6.Double tail female



2. Divisi E: Cupang Alam

E1. Pasangan cupang alam bubblenester kecil
E2. Pasangan cupang alam mouthbreeder kecil
E3. Pasangan cupang alam bubblenester/mouthbreeder besar



3. Divisi F: Kelas Betina

F1. Warna dasar solid betina HM/Plakat
F2. Warna lainnya (AOC) betina HM/Plakat
F3. Warna dasar solid betina serit
F4. Warna lainnya (AOC) betina serit



4. Divisi G: Kelas Sementara

G1. Plakat tradisional
G2. Plakat raksasa



5. Divisi H: Pengembangan

H1. Warna/Bentuk/Sirip baru
H2. Pasangan



6. Divisi I: Karya seni cupang

I1. Fotografi
I2. Ilustrasi
I3. Kerajinan tangan



2. Kriteria penilaian

Mengacu pada standar yang telah ditetapkan oleh IBC, kriteria penilaian kontes cupang berdasarkan terbagi menjadi dua bagian, yaitu penilaian fisik dan penilaian warna. Untuk lebih jelasnya, kriteria penilaian dijelaskan sebagai berikut.



a. Penilaian fisik

Penilaian fisik juga mencakup kesehatan cupang yang dikonteskan. Adapun materi penilaian mencakup dimensi tubuh, kondisi, dan mental cupang.



1. Dimensi tubuh

Dimensi tubuh mencakup segala hal yang terkait dengan bentuk dan ukuran. Dalam hal ini, dimensi cupang yang menjadi penilaian mencakup bentuk serta ukuran badan dan sirip.



a. Ukuran badan

Ukuran badan yang dimaksud merupakan panjang badan yang diukur mulai dari ujung bibir sampai pangkal ekor. Untuk cupang jantan, panjang badan minimal 3,75 cm; sedangkan panjang badan minimal betina 3,25 cm. Dalam kontes, penilaian ukuran badan ini merupakan penentu kemenangan di akhir penilaian grandchampion atau cupang terbaik di kelasnya. Jika semua cupang memiliki nilai yang sama, cupang dengan ukuran terbesar lah yang akan dimenangkan.



b. Ukuran sirip

Penilaian terhadap ukuran sirip hanya digunakan pada cupang kontes jantan. Hal tersebut cukup beralasan karena cupang jantan memiliki sirip yang lebih panjang dibandingkan cupang betina.

- Sirip dayung (pektoral). Meski sulit untuk dinilai, secara umum sirip dayung atau sirip insang yang lebih lebar akan lebih disukai. Kesulitan penilaian ini disebabkan tipisnya sirip dayung sehingga terlihat lebih transparan.

- Sirip dasi (ventral). Syarat sirip dasi atau sirip perut yang sesuai standar penilaian yaitu panjangnya mendekati panjang sirip bawah (anal).

- Sirip bawah (anal). Syarat sirip bawah atau sirip dubur memiliki pajang minimal setengah panjang badan. Panjang tersebut diukur mulai dari ujung tulang sirip paling awal hingga ujung luar tulang tersebut.

- Sirip punggung (dorsal). Syarat sirip punggung yaitu memiliki panjang minimal setengah dari panjang badan. Panjang tersebut diukur mulai dari ujung tulang sirip paling awal hingga ujung luar tulang tersebut.

- Sirip ekor (kaudal). Syarat sirip kaudal yaitu memiliki panjang tulang ekor setengah dari panjang badan. Panjang tersebut diukur mulai dari pangkal ekor hingga bagian tengah sirip ekor. Jadi, tidak diukur berdasarkan tulang ekor terpanjang.



c. Simetris

Idealnya, cupang kontes memiliki badan dan sirip yang seimbang. Siripnya terlihat mulus dan rapi. Jka ditarik garis lurus di bagian tengah, badan hamper simetris antara bagian bawah dan atas, kecuali bagian depan dari sirip bawah yang terdapat organ-organ tubuh. Sepintas, ketiga sirip seperti membentuk lingkaran dengan bagian luar sirip yang terhubung satu sama lain tanpa spasi.

Bentuk cupang double tail terlihat lebih simetris dibandingkan dengan bentuk cupang single tail. Jika ditarik garis semu di bagian tengah tubuh, ketiga siripnya harus terlihat seperti bayangan yang sama antara bagian bawah dan atas. Hal ini disebabkan oleh sirip punggung double tail yang lebih lebar dan dapat mendekati lebar volume serta bentuk sirip bawah.

salah satu kelas kontes standard IBC adalah kelas 'Symmetrical Show Plakat', penilaiannya yaitu adalah antara fin atas - ekor - fin bawah terlihat membentuk simetris, seimbang dan sama dan juga fin atas/dorsal yg lebar/memanjang hampir setengah panjang badan, contoh:

Image
pada gambar diatas terlihat sudut/ujung ekor bagian atas terlihat sejajar dgn fin atas/dorsal dan juga sudut/ujung ekor bagian bawah terlihat sejajar dgn fin bawah/anal.

bila fin atas - ekor - fin bawah tidak sama panjang itu disebut juga bukan symmetrical plakat atau pada IBC kelasnya disebut 'Asymmetrical Show Plakat', contoh:

Image
pada gambar diatas terlihat ujung fin bawah yg memanjang dan tidak sejajar dgn ujung ekor.

berikut ilustrasi gambar yg saya ambil dari Betta Territory Netherlands:

Image



d. Proporsi

Cupang kontes yang proporsional lebih baik dibandingkan dengan cupang yang hanya memiliki ukuran besar. Sangat penting bahwa sirip dan badan seimbang. Jika sirip besar, badan juga harus besar. Ukuran sirip yang tidak proporsional, baik besar maupun kecil, mengakibatkan cupang tidak simetris dan kurang menarik.



e. Bentuk badan

Badan seharusnya berbentuk seperti peluru, di bagian sekitar sirip dasi (ventral) terlihat lebih besar kemudian mengesil kea rah kepala dank e arah pangkal ekor sehingga cupang terlihat langsing di setiap sisinya. Panjang badan 3—4 kali lebar tubuhnya yang terlebar. Bentuk keseluruhan cupang sangat penting. Tubuhnya harus mendukung bentuk siripnya, bukan menutupinya. Sebagai contoh cupang terliaht gemuk dan memiliki sirip yang kecil memiliki kesalahan yang sangat serius. Cupang double tail memiliki ukuran dari atas ke bawah yang lebih lebar dibandingkan dengan single tail. Tubuh double tail yang lebih gemuk dapat diterima selama si ikan mampu mendukung lebar siripnya.



f. Bentuk sirip



- Sirip punggung (dorsal). Pada sirip punggung single tail, berbagai macam bentuk dapat diterima, baik setengah lingkaran, seperempat lingkaran, maupun seperti segiempat, yang penting dapat memperlihatkan lebar serta volume siripnya. Bentuk segitiga tidak dapat diterima. Seperti halnya sirip-sirip lainnya, lebar serta volumenya sangat penting karena yang dicari adalah sirip yang lebarnya paling maksimal. Idealnya, antara dirip punggung (dorsal) dan sirip ekor (caudal) terlihat overlap atau tumpang tindih sehingga terlihat seperti tergabung, meskipung secara fisik tidak tersambung. Tulang pertama yang dekat dengan kepala harus seimbang denga tulang lainnya dan tidak terlihat memendek. Sementara pada sirip punggung double tail, dasar sirip punggung (dorsal) pada cupang double tail seharusnya terlihat lebih lebar daripada cupang single tail. Sirip punggung double tail yang baik akan terlihat seperti bayangan dari sirip ekornya, sehingga tampak simetris.

- Sirip ekor (kaudal). Pada single tail, bentuk sirip ekor yang baik adalah setengah lingkaran dengan bukaan 180 derajat. Melalui perkawinan yang selektif, pencabangan tulang, perawatan, dan pengkondisian, bukaan sirip seperti ini merupakan pilihan yang baik untuk diternakkan. Kadang-kadang dalam satu kelas tidak memiliki sirip ekor (caudal) yang baik, tetapi bila terjadi hal tersebut juaranya dipilih dari cupang yang terlihat lebih simetris dan bukaannya paling lebar. Sirip ekor yang terlihat melebihi 180 derajat bukaannya tidak menjadikan dia lebih baik atau lebih jelek dibandingkan dengan cupang yang memiliki bukaan 180 derajat. Semua sirip ekor termasuk pada cupang double tail harus memiliki tulang yang tersebar merata di bagian atas dan bawah dari garis tengah ikan. Bentuk caudal yang proporsional lebih baik dibandingkan dengan sirip yang lebih panjang. Sirip ekor double tail harus memiliki volume caudal yang sama dan tersebar merata antara bagian atas dan bawah dari garis tengah. Kedua sirip ekor tersebut bisa saja overlap, tetapi tetap terpisah ingga pangkal ekor. Setengah lingkaran merupakan bentuk yang ideal untuk kedua sirip ekor tersebut.



- Sirip bawah (anal). Secara kasar sirip bawah memiliki bentuk segiempat. Namun idealnya, bentuk sirip bawah adalah trapezium dengan bagian dasarnya berukuran lebih pendek. Dengan kata lain, bagian ujung sirip ini lebih lebar dari bagian dasarnya. Ujung depan dan belakang seharusnya tidak membentuk seperti segitiga. Sirip bawah yang penuh dan berisi sngat dikehendaki. Idealnya, sirip bawah tumpang tindih dengan sirip ekor tetapi tidak menyatu. Sirip bawah yang berbentuk segitiga merupakan kesalahan, demikian juga sirip bawah yang berukuran sangat panjang (1,5 hinga 2 kali lebar sirip bawah). Sirip bawah seharusnya tidak melebihi ujung bawah dari sirip ekor.



- Sirip dasi (ventral). Bentuknya hampir serupa dengan sebuah belati. Bagian depannya sedikit melengkung ke belakang dan ujungnya meruncing. Sirip dasi seharusnya memiliki panjang yang sama dan tidak bersilangan, serupa, tidak boleh terlalu pendek, serta tidak juga terlalu panjang dan tipis. Sirip yang penuh sngat penting. Sirip dasi betina terlihat lebih pendek dari proporsi badannya.



- Sirip dayung (pektoral). Sirip dayung sangat penting untuk berenang, menjaga keseimbangan, dan mempercepat gerakan. Idealnya, ukuran sirip dayung lebih lebar dan panjang.



2. Kondisi cupang

a. Kondisi umum

Kondisi umum mencakup kesehatan cupang dan tingkat kerusakan badan atau sirip yang berpengaruh terhadap penampilan secara keseluruhan. Cupang seharusnya terlihat cukup makan serta enerjik dengan tubuh dan sirip yang sehat. Umur bisa menurunkan kualitas kondisinya, seperti kelebihan ukuran badan dan serit-serit menjadi keriting.



b. Kondisi badan

Penampilan yang sempurna adalah kuncinya. Luka, hilangnya sisik, sisik yang berdiri, ataupun kekurangan lain pada tubuh dapat mengurangi nilai.



c. Kondisi sirip

Aspek tertentu dapat diterapkan pada semua sirip, meskipun terdapat 2 sirip yang berpasangan, yaitu sirip dayung dan sirip dasi serta 3 sirip yang tidak memiliki pasangan, yakni sirip pungggung, ekor, dan bawah. Tulang sirip harus lurus atau sedikit melengkung hingga bercabang lalu tumbuh sejajar atau terpisah dengan rapi ketika menjauh dari pangkalnya. Tulang sirip bisa memanjang melampaui selauput sirip (webbing tissue) yang sering disebut dengan extended ray (grepes atau berserit). Jika cupang memliki extended ray, semua sirip harus memiliki extended ray yang sama spasinya. Sirip yang berkembang seperti ini tidak mengurangi nilai dalam perhitungan kondisi cupang. Tulang sirip yang sedikit memanjang disebut juga comb tail atau ekor sisir dan tulang yang ekstra panjang dengan sedikit selaput sirip disebut crown tail atau serit yang memiliki standar sendiri. Selaput sirip harus terlihat penuh, kuat, dan tidak rusak. Ujungnya harus tampak halus, kecuali untuk cupang yang memiliki extended ray dan tidak ada yang sobek. Tulang sirip harus tegak dan selaput siripnya mengembang penuh. Adanya lubang pada sirip, tepi sirip yang tidak rapi, sobek, dan tidak seragam menunjukkan indikasi stres serta kondisi perawatan cupang yang kurang baik.



3. Mental cupang

Mental yang baik terlihat pada saat ngedok (flaring) karena bukan hanya sebagai indikasi kebugaran cupang, dengan ngedok cupang dapat memperlihatkan keindahan warnanya. Walaupun penilaian mental cupang memiliki porsi yang kecil, tetapi bisa memengaruhi penilaian komponen-komponen lainnya. Mental yang kurang baik dapat menyebabkan cupang terlihat tidak sehat atau takut (bacul). Karena itu, penilaian mental cupang harus dilihat secara menyeluruh. Setiap bagian sirip dan tubuh cupang memainkan peranan penting. Cupang sakit akan terlihat bacul dan mudah dibedakan dengan cupang sehat yang bacul.



b. Penilaian warna

Warna cupang sangat banyak dan semakin bertambah seiring perkawinan silang dan perkembangan teknologi. IBC menggunakan system pembagian warna untuk mengelompokkan warna berdasarkan tingkatan atau hirarki guna memudahkan penilaian. Berikut system pembagian warna versi IBC
.
BUDIDAYA CUPANG